UJIAN
TENGAH SEMESTER
1. Teknologi
Cetak
Perkembangan media diawali dengan munculnya media cetak. Inovasi
teknologi media memunculkan persaingan yang mengakibatkan perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini turut membawa perubahan sosial
masyarakat.
Perkembangan teknologi media juga turut mempengaruhi format atau bentuk-bentuk
yang muncul di media. Misalkan, dalam bidang periklanan. Dulu, ketika teknologi
media cetak belum berkembang, suatu iklan produk dibuat dengan menggunakan
teknologi mesin tik, sedangkan gambar-gambar iklan produk tersebut dibuat
secara manual dengan menggunakan pena. Bagaimana dengan sekarang? Perkembangan
teknologi sekarang memudahkan orang untuk membuat iklan dengan lebih atraktif.
Menggunakan teknologi komputer, iklan suatu produk dapat didesain dengan
menggunakan grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi, perkembangan
teknologi tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media. Misalkan,
bagaimana isi berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk atau
formatnya.
Penemuan Johannes Gutenberg pada tahun 1455 membawa perubahan signifikan
bagi masyarakat, terutama Eropa pada saat itu. Perkembangan media cetak,
terutama dalam pembuatan buku, terasa lebih mudah dan murah. Selain itu,
buku-buku tidak perlu ditulis ulang dengan waktu yang sangat lama. Dengan
begitu, ilmu pengetahuan menjadi lebih cepat berkembang. Karena buku-buku
catatan lebih mudah didapatkan masyarakat dan pendidikan pun mejadi lebih
merata. Dunia percetakan yang berkembang ini juga mempengaruhi penyebaran agama
karena jumlah ketersediaan kitab-kitab suci yang makin banyak. Selain itu,
sirkulasi informasi seputar bidang sosial, ekonomi, dan politik juga meningkat
seiring dengan perkembangan teknologi percetakan.
Contoh Kasus:
Koran (dari bahasa Belanda Krant, dari bahasa Perancis caurant) atau
surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya
dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran yang berisi
berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik,
kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar biasa berisi kartun,
teka teki silang dan hiburan lainnya. Teknologi Internet.
Internet di indonesia mulai berkembang pada awal tahun 90-an.
Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban
network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat
hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet
Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan
individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan
Internet.
Perkembangan Teknologi informasi internet telah memberikan dampak positif
bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya Teknologi internet telah merubah gaya
hidup masyarakat Indonesia yang primitif menuju masyarakat modern. dampak
positif dari sebuah Teknologi internet di indonesia yanitu dapat
memudahkan pencarian informasi, artikel,lowongan pekerjaan, dan masih
banyak lagi.Tetapi disamping ada sisi positifnya juga tidak terlepas dari sisi
negatif antara lain membuat manusia menjadi malas.
Contoh kasus:
Dalam
kehidupan sehari-hari seperti penjualan online (e-commerce), pendafataran masuk
perguruan tinggi online, pendaftaran CPNS online, itu semau juga berkat dari
perkembangan teknologi internet di indonesia. Hampir sebagian besar aktifitas
masyarakat di indonesia sudah mulai menggunakan teknologi internet. Bahkan
layanan internetpun sudah mulai merambak kepelosok desa, contoh saja sekarang
warnet mulai bermunculan di setiap kota di indonesia.
Tenologi
Elektronik
Sejarah perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia dimulai
sejak adanya Teknologi Siaran PELITA I, teknologi berupa siaran radio dan
televisi. Memang sarana dan prasarana pada waktu itu belum memadai, namun
dengan perkembangan teknoligi siaran, seperti siaran langsung dari satelit dan
pemancar ulang berdaya rendah , telah memungkinkan dicapainya seluruh pelosok
tanah air. Teknologi ini terus berkembang sampai dengan PELITA berikutnya, yang
kemudian berkembang dengan munculnya televisi swasta dan jaringan televisi
nasional. Satelit komunikasi sejak 1976, Indonesia telah memasuki era informasi
modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Sistem satelit komunikasi ini
merupakan kebutuhan yang unik bagi Indonesia, karena keadaan dan letak
geografisnya. Dasar pertimbangan perkembangan sistem ini adalah untuk keperluan
penddidikan. Penerangan, hiburan, pemerintahan, bisnis, pertahanan keamanan dan
perindustrian. Perkembangan perangkat keras komputer juga berkembang sangat
pesat. Selain daya muatnya yang semakin besar, kecepatan operasiny juga semakin
tinggi. Personal komputer saat ini sudah tidak dipandang sebagai barang mewah
lagi, melainkan suatu kebutuhan yang esensial untuk dapat mengikuti kemajuan.
Contoh Kasus:
Radio, yang sejak tahun 1940an telah menjadi kekuatan
budaya dan politik, menjadi lebih signifikan perkembangannya dengan
ditemukannya gelombang FM oleh Edwin Amstrong. Dewasa ini media radio
audiensnya telah tersegmentasi seperti media lain. Siaran radio digital dan
radio satelit telah menawarkan pilihan-pilihan bagi pendengar. Dengan demikian
persaingan industri radio semakin ketat dan telah meningkatkan perkembangan
dunia industri radio dewasa ini.
2. REVOLUSI
KOMUNIKASI DI INDONESIA DAN APA EFEKNYA BAGI PELAKU KOMUNIKASI?
Perkembangan teknologi komunikasi
diawali oleh penemuansebuah alat cetak pada tahun 1041. Meskipun Johann
Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman, dikenal sebagai orang yang
membuat cetak-mencetak menjadi poses yang jauh lebih cepat dan ekonomis di
tahun 1436, namun pemikiran Gutenberg ini bercikal dari sebuah penemuan awal
alat cetak di Cina pada tahun 1041 tadi.
Seorang bernama Bi Zheng di Cina
diakui secara umum sebagai pencipta keterampilan cetak-mencetak. Tahun 1041, ia
mencetak dokumen-dokumennya yang pertama dengan menggunakan cetakan huruf yang
sudah ia bakar dalam tanah liat dan kemudian dibentuk menjadi kalimat. Proses
Bi Zheng diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun 1298, yang membuat huruf-hurufnya
dari kayu keras dan selanjutnya mencetak buku-buku dan bahkan surat kabar.
Dengan demikian di Asia,
cetak-mencetak sudah berlangsung sejak sekitar 100 tahun yang lalu, terutama di
Cina dan Korea. Teks dan gambar diukirkan pada kepingan papan, logam atau tanah
liat, kemudian acuan stempel itu diberi tinta, ditumpangi selembar kertas lalu
di tekan rata. Di Eropa cara mencetak semacam itu pertama kali disempurnakan
oleh Johann Gutenberg, yang hasil penyempurnaannya itu merupakan salah-satu
hasil karya terbesar dalam sejarah sampai saat ini. Sejak saat itu industri
percetakan pun mulai dan terus berkembang.
Dampak-dampak tersebut seperti:
Dampak teknologi, semakin bervariasinya teknologi yang dibutuhkan untuk membuat
sistem ini Dampak legal, teknologi ini semakin memperketat kerahasiannya sebuah
informasi. Semakin terbentuk sebuah privasi yang bila ada yang melanggar, maka
akan berurusan dengan legal.
Contoh
Kasus:
berkembangnya budaya asing yang
tidak sesuai degan kebudayaan kita.Budaya yang berkembang justru budaya yang
negatif. semakin berkurangnya tenaga manusia yang terpakai apabila perkembangan
ini terus berlanjut. Perusahaan akan lebih memilih memakai mesin dibanding
manusia. Lalu, kemunculan gap antara komunitas yang memiliki informasi lebih
dengan yang tidak juga mulai bermunculan. Ini jelas bukan hal bagus dalam
hubungan antara manusia. Hal lainnya seperti kejelasan tentang intellectual
property ataupun privasi seseorang juga menjadi masalah yang kerap hadir.Sisi
positif yang tidak bisa dipungkiri juga ada. Misalnya keberadaan teknologi
membuat kita bisa menjadi tidak hanya seorang penikmat, tetapi juga pencipta
hanya dengan satu alat. Ataupun akses untuk informasi yang terbuka lebar bisa
menjadi hal
yang sangat bagus bila digunakan dengan baik.
3. Konvergensi berasal dari bahasa Inggris
yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau
lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar, 2006: 1).
Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika
khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang
kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik.
Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi.
Sehingga,
konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke
dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum juga merujuk pada
kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK). Kata
konvergensi ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi
teks, angka, gambar, video, dan suara. Penggunaan
beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal
menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana
yang terpisah.
Dampak
Positif dan Negatif:
Banyak keuntungan yang bisa di dapat dari jejaring sosial.
Keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk berinteraksi dengan
mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih
murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu, dengan adanya situs
jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Bertemu dengan
teman – teman lama. Bahkan untuk mencariuang, seperti menjual barang melalui
bisnis online, iklan produk dan jasa, serta mempromosikan sesuatu.
Jejaring sosial juga membantu para fans artis, musik
olahraga dan lainnya untuk selalu update tentang kegiatan idola mereka, atau
membuat suatu komunitas – komunitas sosial yang dapat mempertemukan banyak
orang dimanapun berada dan saling bertukar informasi. Jejaring sosial juga bisa
untuk menunjukan bakat – bakat kita melalui video – video,foto, rekaman suara atau
tulisan yang kita unggah ke profil kita yang dapat di lihat banyak orang.
Jejaring sosial juga dapat untuk menarik simpati dan empati
banyak orang seperti yangdi lakukan para politisi dalam berkampanye atau untuk
masalah social seperti “KoinUntuk Prita”. Tetapi setiap ada keuntungan pasti
ada kerugiannya. Kemunculan situs jejaring sosialini menyebabkan interaksi
interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun. Orang lebih
memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih praktis. Di lain
pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini membuat anak muda tidak dapat tidak
mengakses internet. Dalam kadar yang berlebihan, situs jejaring sosial ini
secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti kecanduan (addiksi) yang
berlebihan dan terganggunya privasi seseorang.
Dampak jejaring sosial bagi anak di bawah umur lebih
mengkawatirkan. Banyaknya anak-anak yang tertarik dengan jejaring sosial
mengarahkan mereka kepada para pemangsa sex dalam dunia maya itu (cybersex
criminal). Mereka (cybersex criminal) mengetahui/mendapatkan informasi mengenai
keberadaan korban (anak-anak) berdasarkan informasi yang mereka pasang dalam
situs jejaring sosial. Beberapa dari para cybersex criminal tanpa ragu untuk
menanyakan langsung keinginannya agar dapat bertemu langsung dalam dunia nyata
dan cybersex criminal tersebut juga tidak segan-segan menanyakan status
kewanitaan korban.
Contoh
kasus :
kekuatan media
dalam mengubah dan membentuk gaya hidup seseorang. Sejumlah peneliti
mengungkapkan, menonton telivisi secara berlebihan di kalangan anak-anak bisa
menyebabkan cara hidup yang pasif dan malas bergerak pada anak-anak. Hal ini
mengakibatkan munculnya gejala semacam kegemukan, kebiasaan makan yang salah,
naiknya kolesterol, penyakit pencernaan, dan gangguan psikologis.
4. McLuhan mengatakan bahwa
“Media adalah pesan itu sendiri”, yang dimaksud adalah apa yang disampaikan
media kepada masyarakat ternyata lebih dari apa yang akan diterima masyarakat
itu jika mereka berkomunikasi tanpa media. Artinya adanya materi cetak lebih
penting dari kandungan maksud yang disampaikannya, dan keberadaan televisi
lebih penting daripada apa yang ditayangkannya.
Kita tidak harus setuju dengan McLuhan, misalnya bahwa isi pesan tidak
sepenting media itu sendiri, namun kita sepakat tentang adanya efek media massa
dari kehadirannya sebagai benda fisik. Steven H. Chaffee menyebut lima hal: 1)
Efek ekonomis, 2) efek sosial, 3) efek pada penjadwalan kegiatan, 4) efek pada
penyaluran/penghilangan perasaan tertentu, dan 5) efek pada perasaan orang
terhadap media.
Efek ekonomi sudah jelas, bahwa kehadiran media massa menggerakkan
berbagai usaha. Efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau
interaksi social akibat kehadiran media massa. Efek ketiga, penjadwalan kembali
kegiatan sehari-hari, terjadi terutama dengan kehadiran televisi. Kehadiran
televisi dapat mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film.
Gejala ini disebut oleh Joyce Cramond (1976) sebagai “displacement effects”
(efek alihan) yang ia definisikan sebagai reorganisasi kegiatan yang terjadi
karena masuknya televise; beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan
lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menonton televisi.
Dua efek lainnya yaitu, hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya
perasaan tertentu terhadap media massa. Sering terjadi orang menggunakan media
untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan
sebagainya. Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikan.
Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki
perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang
atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman
individu bersama media massa tersebut; boleh jadi faktor isi pesan mula-mula
amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan, apa pun
yang disiarkannya.
Efek kehadiran media massa secara fisik pada kalangan mahasiswa yang
paling menarik adalah efek penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari. Kehadiran
televisi sangat dominan mengubah jadwal kegiatan sehari-hari mereka seperti
waktu bermain, tidur membaca, atau kegiatan lainnya.
Hampir seluruh mahasiswa yang penulis wawancarai lebih memilih menonton
televisi ketimbang membaca buku. Dari sepuluh orang yang diwawancarai, hanya
satu orang saja yang seimbang membagi waktu antara membaca buku dan menonton
televisi. Waktu untuk membaca buku kadang-kadang terganggu oleh hadirnya acara
yang menarik di televisi.
Jadwal tidur pun tergantung pada kehadiran acara tertentu di televisi.
Seorang mahasiswa mengaku baru tidur pada dini hari karena acara tertentu hanya
disiarkan selepas tengah malam. Sementara mahasiswa lain mengubah jadwal bangun
tidurnya menjadi lebih pagi untuk menonton news pagi atau infotainment. Pada
jam-jam tertentu seperti pukul 20.00 sampai dengan 22.00, kebanyakan mereka
berada di dalam rumah untuk menonton acara (prime time) yang memang mendapat
rating tinggi.
Tiga dari sepuluh mahasiswa bekerja di luar jam kuliah. Namun waktu yang
dua di antara mereka habiskan untuk menonton televisi juga tidak berbeda jauh
dari mereka yang tidak bekerja. Artinya mereka meluangkan waktu untuk menonton
televisi dan mengurangi waktu mereka untuk kegiatan lainnya.
Efek alihan juga tidak hanya terjadi pada televisi saja. Seorang
responden lebih banyak menghabiskan waktu menonton DVD selama berjam-jam pada
malam hari sehingga waktu tidurnya berkurang banyak. Dampak yang terjadi adalah
terlambat masuk kuliah atau tidak masuk karena kelelahan. Waktu untuk kegiatan
lainnya pun praktis berkurang banyak, seperti tak ada waktu untuk membaca buku,
belajar, sampai mengerjakan tugas kuliah. Kecanggihan teknologi multimedia juga
mampu membuat seseorang merelakan waktu bermainnya. Seorang responden yang
memiliki kegiatan berorganisasi di luar jam kuliah ternyata juga tidak
mengurangi waktunya untuk menonton televisi. Selain menonton televisi, ia juga
banyak menghabiskan waktunya untuk membaca buku atau browsing di internet.
Akibatnya ia tidak memiliki cukup waktu untuk bermain atau bersantai. Dari
sepuluh mahasiswa hanya dua orang yang tidak banyak mengalami efek kehadiran
media massa secara fisik. Satu orang memiliki pekerjaan di luar jam kuliah,
sementara seorang lagi mengaku lebih banyak menghabiskan waktu untuk
beristirahat karena jarak antara kampus dan rumahnya cukup jauh.
Efek kehadiran media selanjutnya adalah hilangnya perasaan tidak enak dan
tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. Seorang mahasiswa mengatakan
bahwa ia membaca buku sebelum tidur untuk membantunya lebih mudah mengantuk. Ia
tidak mempersoalkan isi pesan yang terkandung di dalam buku atau majalah yang
ia baca selama itu bisa membantunya tidur.
Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Tujuh orang
mahasiswa memiliki perasaan positif pada televisi, sementara tiga lainnya
menyatakan kecintaannya dalam menonton televisi dimana seorang di antara mereka
bahkan menghabiskan waktu 12 jam sehari untuk menonton televisi. Hanya tiga
orang yang memiliki perasaan yang sama terhadap buku, terutama buku-buku
pengembangan diri, agama, dan komik. Dalam setahun kesepuluh orang mahasiswa
hanya membeli rata-rata 5 buku dalam setahun. Di antara mereka hanya dua orang
yang membeli di atas sepuluh buku dalam setahun, diantaranya termasuk komik.
Komik adalah jenis media cetak yang paling dekat dengan mahasiswa yang penulis
wawancarai dibandingkan jenis media cetak lainnya. Sementara seorang mahasiswa
lebih memilih media cetak seperti majalah dan surat kabar yang menurutnya lebih
dekat dengan kehidupannya sehari-hari.
Contoh kasus :
Dalam suatu studi mengenai penggunaan televisi oleh anak, Brown (1976)
menemukan arti penting media tersebut yang bersifat multi fungsi dan memberikan
kepuasan bagi kebanyakan anak pada umumnya, seperti mengajarkan tentang
bagaimana orang lain menjalani hidupnya atau memberikan suatu bahan pembicaraan
dengan teman-temannya
Daftar
Pustaka